Fase perimenopause seringkali tidak dipahami dengan baik oleh banyak wanita. Padahal pemahaman mengenai fase ini penting, karena dapat mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan sehari-hari, seperti suasana hati dan kualitas tidur.
Perimenopause secara harfiah berarti periode sebelum menopause. Fenomena ini biasanya terjadi pada wanita di akhir usia 30-an hingga 40-an, dengan rata-rata berlangsung sekitar empat tahun sebelum menopause dimulai.
Akan tetapi, dalam beberapa kasus, fase perimenopause dapat berlangsung hingga 8 sampai 10 tahun sebelumnya. Akibatnya, banyak wanita mengalami perubahan hormon yang signifikan, membuat kehidupan sehari-hari terasa tidak stabil.
Menurut dokter Heather Currie, seorang juru bicara dari Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, selama perimenopause, ovarium mengalami penyesuaian dari kondisi yang normal saat masih memproduksi hormon secara teratur menuju kondisi di mana produksi hormon menurun secara drastis.
Salah satu ciri paling umum dari perimenopause ialah menstruasi yang tidak teratur. Mary Rosser, seorang dokter obstetri dan ginekologi, menjelaskan bahwa perubahan siklus menstruasi sering kali menjadi gejala pertama yang dirasakan oleh wanita yang memasuki tahap ini.
“Biasanya, siklus menstruasi berlangsung setiap 28 hari, namun perimenopause dapat membuat siklus ini lebih pendek, seperti setiap 21 hingga 24 hari,” ucapnya.
Selain itu, gejala lain yang kerap muncul adalah hot flashes atau sensasi panas mendadak, disertai keringat malam. Menurut Harvard Health, sekitar 35-50 persen wanita yang mengalami perimenopause merasakan gejala ini dengan tingkat keparahan yang bervariasi.
Pemahaman yang Diperlukan Mengenai Perimenopause
Penting untuk memahami bahwa perimenopause bukanlah penyakit, melainkan suatu fase alami dalam hidup wanita. Dengan memahami apa yang terjadi dalam tubuh, wanita dapat lebih mudah menerima dan mengatasi gejala yang muncul.
Salah satu cara untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam adalah dengan berkonsultasi dengan dokter. Diskusi terbuka mengenai gejala yang dirasakan dapat membantu mendapatkan solusi yang tepat, baik berupa pengobatan maupun strategi gaya hidup.
Pendidikan tentang perimenopause juga berperan krusial dalam mengurangi stigma yang terkait dengan menopause. Dengan mengedukasi diri dan orang lain, wanita dapat saling mendukung dan berbagi pengalaman.
Gejala Lain yang Mungkin Terjadi Selama Perimenopause
Di samping menstruasi yang tidak teratur dan hot flashes, ada berbagai gejala lain yang mungkin muncul. Misalnya, perubahan suasana hati yang sering kali membuat wanita merasa lebih emosional.
Selain itu, beberapa wanita juga mengalami masalah tidur, seperti insomnia atau tidur yang tidak nyenyak. Gangguan tidur ini dapat membuat kelelahan dan mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan.
Penting untuk mencatat bahwa gejala ini beragam bagi setiap individu. Oleh karena itu, sangat krusial untuk memantau gejala dan mempertimbangkan untuk mendiskusikannya dengan tenaga kesehatan jika merasa terganggu.
Strategi Mengelola Gejala Perimenopause
Dalam mengelola gejala perimenopause, perubahan gaya hidup bisa sangat efektif. Misalnya, meningkatkan aktivitas fisik dengan rutin berolahraga dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman.
Pola makan yang seimbang dan sehat juga sangat penting. Mengonsumsi makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D dapat membantu menjaga kesehatan tulang, yang rentan terhadap efek dari menopause.
Tidak kalah penting, metode relaksasi seperti yoga atau meditasi dapat membantu meredakan stres dan meningkatkan kualitas hidup selama fase ini. Mencari dukungan dari komunitas atau teman sejawat juga bisa memberikan pengaruh positif.
Dengan memahami dan mengenali fase perimenopause, wanita dapat lebih siap menghadapi berbagai perubahan yang terjadi. Mengambil langkah proaktif akan membantu menjalani fase ini dengan lebih baik dan lebih nyaman.




