Proses pencarian korban dari runtuhan gedung Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, menjadi sorotan luas dalam beberapa hari terakhir. Hingga kini, tim SAR terus bekerja keras untuk menemukan yang terjebak di bawah puing-puing yang berjatuhan.
Sesuai dengan laporan terbaru, sebanyak 36 korban meninggal dunia sudah ditemukan, sementara 27 lainnya masih terjebak dalam reruntuhan. Harapan untuk mendapatkan kejelasan mengenai total korban terus menjadi prioritas utama tim evakuasi.
Deputi Penanganan Darat BNPB, Mayor Jenderal TNI Budi Irawan, mengungkapkan saat konferensi pers bahwa mereka berharap seluruh puing dapat segera diratakan agar pencarian dapat dilanjutkan dengan lebih efisien. Tim SAR gabungan terus beroperasi setiap harinya meski tantangan berat dihadapi.
Proses Evakuasi Korban dari Runtuhan Gedung di Sidoarjo
Tim SAR Gabungan telah melakukan evakuasi selama beberapa hari non-stop. Proses ini meliputi pengangkatan berbagai puing yang menyelimuti lokasi kejadian untuk memastikan tidak ada korban yang tersisa.
Budi Irawan menyatakan, “Dengan hanya sekitar 60 persen puing yang terangkat, kami optimis sisa pencarian dapat segera diselesaikan.” Tim terus berupaya memaksimalkan kinerja mereka untuk memastikan keamanan selama proses evakuasi.
Sebagian besar korban ditemukan di area yang ditentukan oleh pihak berwenang. Tim SAR tidak hanya memiliki keahlian teknis, tetapi juga strategi jerat emosional untuk mengatasi tragedi ini dengan penuh empati.
Keberanian dan Dedikasi Tim SAR di Tengah Tragedi
Keberanian petugas SAR di lokasi kejadian patut diapresiasi. Mereka bekerja dalam kondisi yang tidak menentu demi menyelamatkan hidup dan memberikan kejelasan bagi keluarga korban.
Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama Bramantyo, menyoroti kerja keras tim yang dibagi secara bergantian. “Kami terus berjuang meskipun kondisi sangat berat dan melelahkan,” tegasnya.
Paundra, salah satu petugas di lokasi, mengungkapkan bahwa mereka melakukan yang terbaik untuk misi ini. Mereka bersinergi dalam pencarian demi melindungi nyawa dan menciptakan dorongan rasa tenggang rasa di antara para anggota tim.
Tragedi yang Menggugah Empati Masyarakat
Tragedi runtuhnya gedung menjadi pelajaran bagi semua pihak mengenai pentingnya keselamatan dan standar bangunan. Kejadian ini mengundang perhatian dan empati dari masyarakat luas, yang ingin membantu sesama dalam masa sulit.
Pihak berwenang juga menekankan pentingnya transparansi dalam proses pencarian dan evakuasi. Setiap langkah yang diambil akan diinformasikan kepada publik agar masyarakat bisa mengikuti perkembangan terkini.
Berbagai donasi dan bantuan telah mengalir dari masyarakat untuk mendukung tim SAR dan keluarga korban yang terdampak. Solidaritas sosial ini menunjukkan kekuatan komunitas dalam menghadapi cobaan berat.




