Petaka bencana seringkali membawa duka dan tantangan yang tiada henti bagi masyarakat yang terdampak. Banjir longsor yang melanda Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah telah menciptakan keterpurukan yang dalam, membuat warga tercengang dalam kesulitan sehari-hari.
Banyak warga yang terpaksa harus menempuh jarak lebih dari sepuluh kilometer, hanya untuk bisa mendapatkan bahan pokok dan bahan bakar. Jalan utama yang menghubungkan daerah tersebut telah terputus, memaksa mereka mencari jalan alternatif yang melewati medan yang sulit.
Ketua Posko Rakyat di Bener Meriah, Mahlizar, mengungkapkan bahwa aktivitas pejalan kaki di Desa Kem, Kecamatan Permata, kini semakin meningkat. Situasi ini menunjukkan betapa mendesaknya kebutuhan saluran transportasi dan aksesibilitas bagi warga setempat.
Pentingnya Akses Kesehatan bagi Korban Banjir Longsor
Akses kesehatan menjadi isu penting di tengah bencana ini. Salah satu keperluan mendesak yang diungkapkan warga adalah kehadiran petugas medis di wilayah tersebut. Tanpa dukungan dari tenaga medis, risiko kesehatan bagi para penyintas terus meningkat.
Mahlizar menambahkan bahwa banyak warga yang kelelahan dan sebagian diantaranya bahkan mengalami sakit. Medan yang dilalui sangat berat, dengan jalan setapak yang dipenuhi lumpur hingga ke lutut. Kondisi ini tentu saja tidak ideal bagi mereka yang sedang berjuang dengan kesehatan pasca bencana.
Kehadiran posko kesehatan di daerah itu diharapkan bisa memberikan bantuan medis yang sangat dibutuhkan. Masyarakat kini sangat mendesak pihak-pihak terkait untuk segera mendirikan posko kesehatan guna meringankan beban mereka.
Perjuangan Warga untuk Memenuhi Kebutuhan Pokok
Warga harus berjuang ekstra keras untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka. Dengan akses jalan yang terputus, mereka terpaksa berjalan kaki ke Aceh Utara untuk mencari bahan bakar dan sembako. Hal ini menjadi rutinitas baru yang sangat melelahkan dan penuh risiko.
Sejak terputusnya akses transportasi, pemda setempat juga terpaksa menggunakan jasa kuli panggul untuk mendistribusikan bahan bakar. Mereka harus berjalan kaki sepanjang sepuluh kilometer, menapaki jalur yang dipenuhi lumpur dan kayu.
Upaya ini dilakukan untuk memastikan alat berat bisa beroperasi dan membuka jalan yang tertutup akibat longsor. Dengan berbagai cara, masyarakat berusaha keras untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga mengembalikan akses yang hilang.
Kondisi Transportasi dan Infrastruktur Pasca Banjir
Setelah terjadinya bencana, upaya pemulihan infrastruktur menjadi sangat mendesak. Meskipun timbunan longsor telah dibersihkan, jalan yang diperbaiki tetap dalam kondisi berlumpur dan belum cukup layak untuk dilewati kendaraan roda empat. Semua itu menambah kesulitan bagi warga dalam memperoleh akses transportasi.
Pemerintah Kabupaten Bener Meriah terus berupaya dalam menghadapi masalah ini. Bantuan yang datang memang masih terbatas, sehingga warga harus bersabar dalam menunggu perbaikan total jalan yang terendam bencana.
Warga terus berjuang untuk menembus isolasi ini demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka pasca bencana. Semangat dan ketahanan masyarakat sangat terlihat dalam kesulitan ini, walaupun mereka menghadapi medan yang berat dan tantangan yang tidak kunjung usai.



